Minggu, 07 Desember 2008

Yang Lebih Mirip Musa AS, Yesus atau Muhammad SAW ?

yang lebih mirip Musa AS, Yesus atau Muhammad SAW ?
(Diskusi antara seorang ulama ahli kristologi, Ahmed Deedat, dgn Hiten, yakni seorang pendeta dominee, terjadi pada sebuah ruangan bernama “Theatre Royal”, Durban, Afrika. Pendeta tersebut ditemani kawannya seorang lelaki berusia 70 th, sedang Deedat sendirian) Ahmed Deedat meminta mereka untuk membuka Ulangan, pasal 18, ayat 18 (kitab kelima dari kitab Yahudi dan Kristen versi Afrika).

“’N Profeet Sal Ek Vir Hulle Verwek Uit Die Midde Van Hulle Broers, Soos Jy Is, En Ek Sal My Woorde In Sy Mond Le, En Hy Sal Aan Hulle Se Alles Wat Ek Hom Beveel” Deut. 18:18. - (Terjemahannya sbb :”Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Injil-Ulangan 18: 18). Maksud ayat tersebut, bahwa Tuhan bersabda kepada Musa tentang akan dibangkitkannya seorang nabi yang mempunyai kemiripan dengan nabi Musa). Oleh umat Kristen diterjemahkan, bahwa yang mempunyai kemiripan dengan Musa adalah Yesus, namun hal ini disanggah oleh Ahmed Deedat, dan terjadilah diskusi berikut :

Deedat :”Pada siapa ramalan (tentang kemiripan) tsb ditujukan?”. Tanpa keraguan sedikit pun Pendeta Dominee menjawab, “Yesus!”.
Deedat bertanya, “Mengapa Yesus namanya tidak disebut di sini?”.
Dominee menjawab, “Karena ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini cukup melukiskannya. Anda lihat, kata yg paling penting dari ramalan ini adalah “Soos Jy Is” (like unto thee), –seperti kamu– seperti Musa, dan Yesus itu seperti Musa. Deedat bertanya, “Dalam hal apa Yesus seperti Musa?”.
Pendeta menjelaskan, “Pertama, Musa adalah seorang Yahudi & Yesus juga seorang Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi & Yesus juga seorang nabi karena itu Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tuhan kepada Musa– Soos Jy Is.
“Dapatkah Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?” tanya Deedat. Dominee mengatakan, : ”Tidak dapat memikirkan yang lain”. Deedat menyambung, “Jika hanya dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18: 18, maka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil: Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel , Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang “Yahudi” dan “Nabi”. Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?”.
Dominee tidak menjawab. Deedat meneruskan, “Perhatikan, kesimpulan saya adalah Yesus hampir tidak seperti Musa, dan jika salah, saya akan senang kalau Anda meluruskan saya.”
Deedat berkata, :”Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena, menu rut Anda “Yesus adalah Tuhan”, tetapi Musa bukanlah Tuhan. “Apakah hal ini benar?”. Dominee menjawab, “Ya.”
Deedat berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa!” Kedua, menurut Anda “Yesus Mati Untuk Dosa-dosa Dunia”, tapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. “Apakah hal ini benar?”.
Dominee menjawab lagi, “Ya.”
Saya berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa!” Ketiga, menurut Anda “Yesus Pergi Ke Neraka Selama Tiga Hari”,
tetapi Musa tidak masuk ke sana. “Apakah hal ini benar?”.
Dominee menjawab tanpa perlawanan, “Ya.”
Saya menyimpulkan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa!”
“Tetapi …,” kata Dominee menyela.
Saya lanjutkan dulu, kata Deedat, “Ini semua bukanlah fakta yang sukar, kokoh dan nyata. Hal ini adalah persoalan keyakinan belaka di mana seorang awam dapat tersandung dan jatuh. Marilah kita diskusikan sesuatu yang sangat sederhana, sangat mudah, jika orang awam diundang untuk mendengar diskusi tersebut mereka tidak akan kesulitan mengikutinya, bagaimana?”. Dominee sangat senang dengan usulan tersebut.


DELAPAN ARGUMEN YANG TAK TERBANTAHKAN

1. Ayah dan Ibu
Deedat berkata, “Musa punya ayah dan ibu. Muhammad juga mempunyai seorang ayah dan ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu, dan ayahnya bukan seorang manusia. Apakah hal ini benar?”.
Dominee menjawab, “Ya.”
Deedat berkata, “Daarom is Jesus nie soos moses nie, maar Muhummed is soos moses!”, artinya: “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!”

2. Kelahiran Ajaib
Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran fisik antara seorang pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban istimewa. Dalam Kitab Matius 1: 18 , “… sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus …”
Kitab Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira atas kelahiran anak suci tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan:
“…bagaimana hal itu mungkin terjadi, sedang aku belum bersuami? Jawab malaikat kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau…” (Lukas l: 34-35).
Kitab Suci Al-Qur’an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut dalam istilah yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria: “Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun?”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah cukup berkata kepadanya: “Jadilah” lalu jadilah dia.” (QS. Ali Imran: 47).
Bukanlah menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang. Jika Dia menghendakinya itu pasti akan terjadi. Ini adalah konsep umat Islam pada kelahiran Yesus.
Deedat bertanya, “Versi mana yang lebih Anda sukai untuk diberikan kepada anak perempuan Anda, Al-Qur’an atau Injil?”. Pendeta tersebut menundukkan kepalanya dan menjawab, “Versi Al-Qur’an.” Dengan cepat saya berkata kepada Doominee, “Apakah benar kelahiran Yesus yang ajaib berlawanan dengan kelahiran Musa dan Muhammad yg alami?”. Dominee menjawab dengan bangga, “Ya!”
Deedat langsung menegaskan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad seperti Musa”.
Dan, Tuhan berkata kepada Musa pd Ulangan 18: 18 “Like unto thee” (Seperti kamu, seperti Musa) dan Muhammad seperti Musa.

3. Ikatan Perkawinan
“Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi seorang bujangan selama hidupnya. “Apakah hal ini benar?”
Dominee menjawab: “Ya.”
Deedat berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa”

4.Yesus Ditolak Oleh Kaumnya
“Musa dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka. Tidak ada keraguan bahwa orang-orang Yahudi terus menerus memberi kesulitan kepada Musa, tetapi sebagai bangsa secara keseluruhan, mereka mengetahui bahwa Musa adalah utusan Allah yang dikirim untuk mereka. Bangsa Arab juga membuat kehidupan Muhammad menjadi menderita. Beliau sangat menderita akibat ulah mereka. Setelah 13 tahun berda’wah di Makkah, beliau harus pindah dari kota kelahirannya. Tetapi sebelum kematiannya, bangsa Arab secara keseluruhan telah menerimanya sebagai utusan Allah.
Tetapi berdasarkan Injil, “Dia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya.” (Yohanes 1: 11). Dan bahkan sampai hari ini, setelah 2000 tahun, kaumnya –orang-orang Yahudi, secara keseluruhan tetap menolaknya. “Apakah hal ini benar?” tanya Deedat.
Dominee berkata, “Ya.” Deedat menegaskan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad yang seperti Musa.”

5. Kerajaan “Dunia Lain”
“Musa dan Muhammad adalah nabi dan juga raja. Nabi berarti seorang manusia yang menerima wahyu untuk menunjuki manusia dan menyampaikan petunjuk ini kepada ciptaan Allah seperti yang diterimanya tanpa ada penambahan atau pengurangan. Raja adalah seorang manusia yang mempunyai kekuasaan atas hidup & mati rakyatnya. Tidaklah penting apakah orang tersebut mengenakan mahkota atau tidak, atau apakah dia mengenakan pakaian raja; Jika seseorang mempunyai hak untuk memberikan hukuman mati -Dia adalah raja-. Musa memiliki kekuasaan tersebut. Ingatkah Anda orang Israel yang pada hari Sabbath ditemukan sedang mengumpulkan kayu bakar , dan Musa menghukum mati orang tersebut dengan dilontari batu ? (Bilangan 15: 36). Terdapat tindakan kejahatan lainnya yang disebutkan dalam Injil yang karenanya Musa memberikan hukuman mati pada orang-orang Yahudi tersebut. Begitu juga Muhammad, beliau memiliki kekuasaan atas hidup dan mati kaumnya. Pada Injil terdapat beberapa contoh orang-orang yang hanya diberi kenabian, tetapi tidak dalam posisi untuk menerapkan petunjuk mereka. Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan yang keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah nabi Lot, Jonah, Daniel, Ezra dan Yohanes Pembaptis. Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak dapat memaksakan hukuman. Sayangnya nabi suci Yesus jg termasuk kategori ini. Para penginjil Kristen dengan jelas membenarkan hal ini: Ketika Yesus diseret sebelum Gubernur Roma (Pontius Pilate) menuduhnya sebagai pendusta, Yesus membuat sebuah pernyataan meyakinkan dalam pembelaannya untuk menyangkal tuduhan yg salah: “Jawab Yesus, ‘Kerajaanku bukan dari dunia ini; Jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini. ” (Yohanes 18: 36). Hal ini meyakinkan Pilatus (seorang penyembah berhala) dengan pemikiran bahwa Yesus tidak sepenuhnya berkuasa atas kemampuan ruhaninya, dia tidak menganggapnya orang yang membahayakan pemerintahannya. Yesus hanya menuntut sebuah kerajaan spiritual, dengan kata lain dia hanya menyatakan sebagai seorang nabi. “Apakah hal ini benar?” Tanya Deedat. Dominee menjawab, “Ya.”
Deedat menegaskan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad yang seperti Musa.”

6. Tak Ada Hukum Baru
“Musa dan Muhammad membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya. Musa tidak hanya memberi 10 perintah Allah kepada orang-orang Israel, tetapi hukum-hukum peribadatan yang sangat luas sebagai petunjuk kaumnya. Muhammad datang kepada sebuah kaum yang sangat bodoh dan biadab. Mereka menikahi ibu tirinya, menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, mabuk-mabukan, berzina, menyembah berhala dan berjudi dari hari ke hari. Gibbon melukiskan orang-orang Arab sebelum Islam dalam “Decline and Fall of the Roman Empire” (Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Romawi.), “Kebrutalan manusia, hampir tanpa perasaan, sulit dibedakan keburukannya dari sisa-sisa penciptaan hewan.” Sukar mendapatkan sesuatu yang membedakan antara manusia dan hewan pada saat itu. Mereka adalah hewan dalam wujud manusia.
Dari kebiadaban yang hina ini, Muhammad mengangkat mereka, dalam kata-kata Thomas Carlysle, “Menjadi pembawa obor penerangan dan pelajaran. Bagi bangsa Arab ini adalah kelahiran dari kegelapan menjadi cahaya. Untuk pertama kalinya Arab menjadi hidup karenanya. Masyarakat penggembala yang miskin, pengembara tidak dikenal di padang pasir sejak penciptaan dunia. Perhatikan, tidak dikenal menjadi terkemuka di dunia, yg kecil telah tumbuh menjadi dunia besar. Dalam satu abad kemudian Granada berada di tangan bangsa Arab dan Delhi di tangannya yang lain. Pandangan sekilas dalam keberanian, kemegahan, dan cahaya kecerdasan, Arab menyinari bagian yang besar dari dunia… “. “Fakta adalah Muhammad memberikan kaumnya sebuah hukum & peraturan yg belum pernah dimiliki mereka sebelumnya”.
“Mengenai Yesus, ketika orang-orang Yahudi merasa curiga terhadapnya bahwa ia mungkin seorang penipu dengan tujuan menyesatkan ajaran mereka, Yesus mengambil penderitaan untuk meyakinkan mereka bahwa dia tidak datang dengan agama baru. Tidak ada hukum baru dan tidak ada peraturan baru. Saya kutip kata-katanya: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi’. “(Matius 5: 17-18).
Dengan kata lain, dia tidak datang dengan hukum atau aturan baru. Dia datang hanya untuk menggenapi hukum lama. Hal inilah yang diberikannya kepada orang-orang Yahudi untuk dimengerti. Kecuali jika ia sedang mencoba menggertak orang-orang Yahudi, agar menerimanya sebagai utusan Allah dan dengan dalih mencoba memasukkan agama baru kepada mereka. Tidak ! Utusan Tuhan ini tidak akan pernah berusaha dengan curang untuk menumbangkan agama Tuhan. Dia dengan sendirinya mematuhi hukum. Dia mematuhi perintah-perintah Musa, menghormati hari Sabbath. Tidak ada kesempatan seorang Yahudi menunjukkan jari padanya dan berkata, “Mengapa kamu tidak puasa” atau “Mengapa kamu tidak mencuci tanganmu sebelum membelah roti”. Yesus menuduh mereka selalu mengatakan bertentangan dengan muridnya, tetapi tidak pernah bertentangan dengannya. Hal ini karena sebagai seorang Yahudi yang baik, ia menghormati hukum-hukum nabi yang mendahuluinya. Singkatnya, ia tidak menciptakan agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad”.
“Apakah hal ini benar?” Tanya Deedat.
Dan, Dominee menjawab, “Ya.”
Deedat menegaskan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad yang seperti Musa.”

7. Bagaimana Mereka Pergi
“Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. “Apakah hal ini benar?” Tanya Deedat. Dominee menjawab, “Ya.”
Deedat menegaskan, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad yang seperti Musa.”

8. Surga Sebagai Tempat Kediaman
“Musa dan Muhammad terbaring dikubur dalam bumi, tetapi menurut Anda, Yesus beristirahat di surga. “Apakah hal ini benar?” Tanya Deedat. Dominee setuju.
Deedat berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammadlah yang seperti Musa.”

————————-

BUKTI LEBIH LANJUT

9.Ismail Anak Pertama
Sejak Dominee tanpa daya menyetujui setiap permasalahan, saya berkata, “Dominee, sejauh ini yang saya lakukan hanya membuktikan satu point (masalah) dari keseluruhan ramalan. Membuktikan rangkaian kata Like Unto Thee (Seperti kamu - Seperti Musa). Ramalan tersebut lebih banyak dari sebuah ungkapan berikut:
“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini…” Penekanannya pada kata-kata “Dari antara saudara mereka.” Musa dan kaumnya, orang-orang Yahudi, di sini ditujukan sebagai satu kesatuan ras, dan sebagai ’saudara’ mereka tanpa ragu-ragu adalah bangsa Arab.
Perhatikanlah, kitab suci Injil menyatakan Ibrahim (Abraham) sebagai “Sahabat Tuhan”. Ibrahim mempunyai 2 orang istri, Sarah dan Hajar. Hajar melahirkan seorang anak Ibrahim, putra pertamanya. “…dan Ibrahim menamai anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail. “(Kejadian 16:15). “Dan, Ibrahim memanggil Ismail, anaknya…. ” (Kejadian 17: 23). “Dan, Ismail, anaknya, berumur 13 tahun ketika dikerat kulit khatannya.” (Kejadian 17: 25). Sampai usia 13 tahun Ismail adalah satu-satunya anak dan benih Ibrahim, ketika perjanjian disahkan antara Tuhan & Ibrahim. Tuhan memberi Ibrahim anak laki-laki melalui Sarah, yang di namakan Ishak, yang sangat muda dibandingkan Ismail.

10. Bangsa Arab dan Yahudi
“Jika Ismail dan Ishak adalah anak dari ayah yang sama (Ibrahim), maka mereka adalah kakak beradik. Karena itu, anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari anak yang lain. Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan keturunan Ismail adalah bangsa Arab jadi mereka bersaudara satu sama lain. Injil menegaskan “…Dan, dia (Ismail) akan menentang semua saudaranya.” (Kejadian 16: 12). “Dan, dia (Ismail) wafat dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.” (Kejadian 25: 17). Anak-anak Ishak adalah saudara dari keturunan Ismail. Dengan cara yang sama Muhammad berasal dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah keturunan anak Ismail putra Ibrahim. Hal ini tepat sekali dengan ramalan tersebut: “… dari antara saudaramu” (Ulangan 18: 18). Ramalan itu dengan jelas menyebutkan nabi yg akan datang yang seperti Musa, harus tidak berasal dari anak-anak Ishak atau diantara mereka sendiri, tetapi berasal dari antara saudara mereka. Karena itu Muhammad berasal dari saudara mereka.

11. Firman dalam Mulut
Lebih jauh ramalan mengatakan, “… dan Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya…” Apakah artinya jika dikatakan, “Saya akan menaruh firman saya dalam mulut Anda?” Perhatikan, ketika mula-mula saya meminta Anda (Dominee) untuk membuka Ulangan 18: 18 dan jika saya meminta Anda untuk membacanya, lalu Anda telah membacanya, apakah itu berarti saya telah menaruh firman saya dalam mulut Anda?”
Dominee menjawab, “Tidak.”
Deedat melanjutkan, “Jika saya mengajari Anda sebuah bahasa yang Anda tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta Anda untuk membaca atau mengulangi sesudah saya, apa yang saya ucapkan; yaitu: “Katakanlah, ‘Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan, tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.’ (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Tidakkah saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum pernah di dengar dan telah Anda ucapkan, ke dalam mulut Anda?”
Dominee tentu saja setuju.
“Dengan cara yang sama”, Deedat berkata; “Kata-kata kitab suci Al-Qur’an, wahyu yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Muhammad diungkapkan.” Sejarah menyatakan bahwa Muhammad ketika itu berusia 40 tahun. Ia berada dlm sebuah gua kira-kira 3 mil ke utara kota Makkah. Hari itu adalah malam ke 17 bulan Ramadhan (dalam buku aslinya yang berbahasa Inggris ditulis: “malam ke 27 bulan Ramadhan”). Dalam gua malaikat Jibril memerintahkannya dalam bahasa daerahnya: “‘Baca!” atau ‘nyatakan!’ atau ‘bawakan!”‘ Muhammad ketakutan dan dalam keadaan kebingungan menjawab: “Saya tak dapat membaca!” Malaikat memerintahkan untuk kedua kalinya dengan hasil yang sama. Pada yang ketiga kalinya malaikat melanjutkan. Barulah Muhammad mengerti apa yang harus dilakukannya hanyalah mengulangi untuk berlatih. Dan dia mengulangi kata-kata yang ditaruh dalam mulutnya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-’Alaq: 1-5).
Ini semua adalah ayat pertama yang diwahyukan kepada Muhammad, sekarang merupakan permulaan surat ke 96 (Al-’Alaq) dari Al-Qur’an.

12. Kesaksian Orang-orang Yang Beriman
Segera setelah malaikat pergi, Muhammad pulang ke rumahnya. Dengan ketakutan dan berkeringat seluruh tubuhnya, beliau meminta istri tercintanya, Khadijah, untuk menyelimutinya. Beliau berbaring, dan istrinya memandanginya. Ketika telah tenang kembali, Muhammad menjelaskan kepada istrinya apa yang telah dilihat dan didengarnya. Khadijah meyakinkannya bahwa ia percaya kepada Muhammad dan bahwa Allah tidak akan membiarkan hal mengerikan seperti itu terjadi padanya. Apakah ini semua adalah pengakuan seorang penipu ? Apakah penipu mengaku bahwa ketika seorang malaikat mendatangi mereka dengan pesan dari Yang Maha Tinggi, mereka menjadi kuatir, ketakutan dan berkeringat seluruh tubuhnya, lari ke rumah menuju istrinya ? Setiap kritikus dapat melihat bahwa reaksi dan pengakuannya ini adalah dari seorang yang jujur dan tulus, manusia kebenaran –Al Amin– yang jujur, yang tulus dan yang dapat dipercaya. Selama 23 tahun berikut dalam hidup kenabiannya, kata-kata tersebut ‘ditaruh dalam mulutnya’ dan beliau mengucapkannya. Kata-kata tersebut memberi pengaruh yang tak terhapuskan dalam hati dan pi kirannya; dan ketika jumlahnya bertambah, kata-kata suci tersebut dicatatnya pada daun, kulit dan tulang belikat hewan, serta di dalam hati murid-murid yang tekun. Sebelum kematiannya, kata-kata ini disusun dalam urutan seperti yang dapat kita temukan saat ini dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Kata-kata wahyu tersebut benar-benar ditaruh di dalam mulutnya; tepat seperti dikatakan dalam ramalan pada diskusi, “Dan Aku akan menaruh Firman-Ku dalam mulutnya.” (Injil - Ulangan 18: 18)

13. Nabi Yang Ummi
Pengalaman Muhammad di dalam gua Hira, kemudian dikenal sebagai Jabal Nur, dan reaksinya terhadap wahyu pertama benar-benar memenuhi ramalan Injil yang lain. Pada kitab Yesaya 29:12, kita baca: “Dan apabila kitab itu” (Al-kitab, Al-Qur’an - ‘pembacaan’, ‘pembawaan’) “diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca” Nabi yang ummi, Al Qur’an surat Al-A’raf ayat 158, dengan mengatakan, “Baiklah baca ini, Saya berdo’a untuk kamu” (Kalimat: “Saya berdo’a untuk kamu” tidak ada dalam naskah Yahudi, bandingkan dengan Katholik Roma “versi Douay” dan juga dengan “versi standar yang sudah direvisi”, Revised Standard Version) “Dan ia akan menjawab, ‘Aku tidak dapat membaca’.” “Aku tidak dapat membaca!” adalah terjemahan yg tepat dari kata-kata yg diucapkan 2 kali oleh Muhammad kepada Roh Kudus, Malaikat Jibril, ketika dia memerintahkan (”Baca!”). Izinkan saya mengutip ayat tersebut secara lengkap tanpa terpotong seperti pada “versi King James” atau “versi yang telah disahkan” yang lebih terkenal: “Dan, apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan, ‘Baiklah baca ini, saya berdo’a untuk kamu’, maka ia akan menjawab, ‘Aku tidak dapat membaca’.” (Injil - Yesaya 29: 12)
Yang perlu diperhatikan adalah belum ada Injil berbahasa Arab pada abad 6 Masehi, ketika Muhammad hidup dan berda’wah. Disamping itu beliau benar-benar tdk dapat membaca dan menulis. Tak ada seorang manusia pun yang pernah mengajarinya sebuah kata. Gurunya adalah Penciptanya: “Dan, tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yg diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yg sangat kuat. ” (QS. An-Najm: 3-5). Tanpa pengajaran dari seorang manusia pun, ia mengalahkan orang-orang yang berpengetahuan.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tidak ada komentar: