Sabtu, 29 November 2008

Benarkan kejadian 11/9/2001 ulah "teroris" islam?

Pelaku kejadian pada tanggal 11 september 2001 sudah divonis dilakukan oleh Muhammad atta beserta kawan-kawannya. tapi apakah berita yang beredar demikian? silakan lihat video berikut:


Zeitgeist subtitle Bahasa Indonesia

Bagian 5

http://www.youtube.com/watch?v=_GKh7V3E6qo

Bagian 6

http://www.youtube.com/watch?v=2gBXgMW7XLs

Bagian 7

http://www.youtube.com/watch?v=_yHP6FHgUJs

Bagian 8

http://www.youtube.com/watch?v=OUCZcNwYotg


Thanks!

Kamis, 27 November 2008

Menganalisa metode propaganda anti Islam

Di tengah kemelut politik dunia akhir-akhir ini, Islam disudutkan sebagai agama yang mengajarkan terorisme dan penindas hak asasi manusia. Tidak sedikit kita jumpai pandangan-pandangan anti-Islam yang dipropagandakan untuk memperburuk image agama besar dunia yang penganutnya lebih dari satu miliar manusia ini.

Angin propaganda bertiup keras lewat buku-buku anti-Islam seperti Islam and Terrorism, Islamic Invasion, The Myth of Islamic Tolerance, Islam Unveiled, Prophet of Doom, Why I am Not a Muslim, dan Apostates Speak Out. Juga banyak artikel atau tulisan di internet yang berisikan pandangan serupa, yang mudah diakses dan dibaca di seluruh dunia.

Walaupun dikemas dengan gaya berbeda, pandangan-pandangan anti-Islam ini bernada sama: Islam dianalogikan dengan 'virus' yang bisa membuat orang normal menjadi ekstrem dan berbahaya. Alquran dipandang sebagai buku yang meracuni pemikiran manusia menjadi terbelakang, tidak toleran, serta penuh kebencian dan permusuhan terhadap semua orang yang berbeda agama.

Nabi Muhammad SAW, tokoh utama yang dijadikan idola setiap Muslim, yang namanya dibaca dalam doa di setiap shalat, digambarkan sebagai seorang yang buruk perangainya, seorang perampok dan pembunuh kejam, seorang poligamis yang merendahkan derajat wanita, juga seorang pedofil karena menikahi anak di bawah usia. Umat Islam dipandang rendah standar moralnya karena dianggap sama sekali tidak menghargai nyawa manusia.

Propaganda anti-Islam ini tidak hanya mempengaruhi kalangan awam, tetapi juga para tokoh agama dan politik di negara-negara non-Muslim. Akibatnya, tidak jarang keluar komentar buruk atau kebijaksanaan yang dirasa tidak adil terhadap orang-orang Islam di sana. Ketika komentar para tokoh ini diliput media nasional dan mendapat perhatian banyak orang, image Islam dan umatnya menjadi bertambah buruk di mata publik.

Umat Islam yang menjalankan ajaran dasar agamanya tidak jarang dipandang sebagai seorang ekstremis dan cikal bakal teroris yang harus selalu diwaspadai dan dicurigai sebagai seorang yang bersalah. Seakan-akan motto keadilan innocent until proven guilty tidak berlaku buat orang Islam. Yang terjadi malah sebaliknya: guilty until proven innocent.

Pandangan publik yang buruk ini membuat sebagian orang Islam yang hidup di negara-negara non-Muslim merasa malu menunjukkan identitas keislaman mereka. Sayangnya, di tengah situasi seperti ini, sedikit sekali dapat kita jumpai tanggapan para ulama Islam terhadap propaganda anti-Islam ini. Bilapun ada, tanggapan mereka jarang yang dipublikasikan di negara-negara non-Muslim. Padahal sangat diperlukan untuk mengubah persepsi yang salah.


Metode anti-Islam


Tulisan singkat ini dibuat untuk mengekspose metode-metode yang biasa digunakan kalangan anti-Islam dalam menyebarkan propaganda mereka, dan peran apa yang bisa dilakukan oleh umat Islam dalam menghadapi tantangan ini.

Metode pertama yang sering dijumpai adalah penggunaan informasi dari sumber-sumber yang tidak jelas dasarnya. Misalnya, banyak dari kalangan anti-Islam mengutip pernyataan dari kalangan orientalis maupun ulama Islam yang langsung dijadikan premis yang dianggap valid untuk mendukung tuduhan mereka tanpa dijelaskan dasar-dasar argumentasinya.

Contohnya, untuk menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal toleransi beragama untuk menafikan ayat-ayat Al Qur'an tentang toleransi (seperti laa ikraha fiddin, lakum dinukum wa liyadin) mereka mengutip pendapat beberapa ulama Muslim yang mengatakan ''ayat-ayat toleransi'' sudah di nasakh (dibatalkan hukumnya) dengan ''ayat-ayat pedang (perang)''.

Seharusnya mereka menyadari bahwa pendapat siapapun mengenai Islam sekalipun dikeluarkan oleh mereka yang berstatus ulama argumentasinya harus berdasarkan sumber-sumber yang diakui, yakni Alquran dan Hadits shahih Nabi SAW. Apalagi, ini berhubungan dengan nasikh dan mansukh yang jelas harus ada keterangan langsung dari Nabi SAW. Tanpa ada dasar-dasar ini, pernyataan ulama hanya bisa diakui sebagai pendapat atau interpretasi pribadi, yang mungkin saja dikeluarkan dalam konteks dan situasi tertentu di zamannya.

Metode kedua adalah penggunaan sumber-sumber sejarah yang tidak reliable atau tidak terjamin otentisitasnya. Untuk menghujat Nabi SAW, kalangan anti-Islam biasanya mengutip kisah yang bisa ditemui di dalam kitab-kitab sirah Nabi dan tarikh Islam, seperti Ibnu Ishaq, Ibnu Sa'ad, dan Thabari, tanpa mempedulikan status kesahihan riwayat kisah tersebut.

Seharusnya mereka mengetahui bahwa kitab-kitab ini berbeda dengan kitab-kitab Hadits yang bisa dijumpai rantai periwayatannya dari informasi yang dicatat, sehingga bisa diteliti status keshahihannya. Imam Thabari sendiri menjelaskan dalam muqaddimah kitab tarikh-nya bahwa ia memasukkan semua berita yang didengarnya tanpa menyaring kembali kesahihan periwayatannya. Sayangnya, penjelasan beliau sebagaimana penjelasan ahli-ahli sejarah Islam lainnya tidak dipedulikan oleh kalangan anti-Islam ini.

Metode ketiga adalah penggunaan informasi yang parsial, tidak utuh, yang dijelaskan out of context, meskipun dari sumber-sumber yang sahih. Karena tidak mengandung informasi yang menunjukkan konteks dan fakta yang benar, kutipan-kutipan yang parsial cenderung menyebabkan kesalahan dalam mengambil kesimpulan.

Ini bisa kita lihat ketika mereka mengutip potongan kisah-kisah kehidupan Nabi SAW yang diseleksi untuk menghujat beliau. Seharusnya mereka menyadari bahwa membaca perjalanan hidup Nabi serupa dengan menonton film kolosal berseri. Menonton hanya sepotong episode tidak akan membuat kita tahu jalan cerita yang sebenarnya. Bahkan, pihak yang benar bisa dianggap sebagai penjahat, sedang para penjahat bisa dianggap berada pada pihak yang benar.

Contoh lain misalnya pengutipan ayat-ayat perang dalam Alquran tanpa menjelaskan konteks diturunkannya, atau asbabun-nuzul-nya. Ayat 9:5 dikutip tanpa ayat 1-15 dalam surah yang sama, atau tidak dikutipnya ayat lain yang menjelaskan dua konteks yang berbeda, misalnya ayat 60:8-9.

Contoh lainnya dapat dilihat ketika tidak dikutipnya ayat-ayat Alquran, Hadits Nabi ataupun kisah-kisah dalam sirah, yang menggambarkan kemuliaan ajaran Islam atau sifat-sifat agung dan tanda-tanda kerasulan Nabi SAW. Padahal, semua ini sama-sama ada dalam kitab-kitab yang mereka gunakan untuk menghujat 'keburukan moral' Islam dan Nabi.

Metode keempat adalah penggunaan standar ganda atau standard berbeda dalam menghujat Islam dan Nabi. Standard ganda biasanya digunakan oleh kalangan anti-Islam dari golongan Kristen fundamentalis. Contohnya Nabi SAW dituduh nabi palsu dengan alasan beliau melakukan peperangan dan beristri banyak. Padahal, dalam kitab suci mereka sendiri didapati kisah para Nabi yang berperang dan yang memiliki banyak istri. Standar yang berbeda sering juga digunakan kalangan anti-Islam. Contohnya ketika Nabi dituduh sebagai pedofil karena menikahi Aisyah yang masih kecil berdasarkan standar modern yang tidak dikenal pada zaman kontemporer beliau. Tradisi ini tidak mendapatkan satu pun kecaman terutama dari musuh-musuh beliau saat itu yang selalu berusaha mencari kesalahan untuk dihujat.


Metode kelima adalah pengaburan sejarah Islam. Islam dituduh sebagai sumber keterbelakangan dan kemunduran. Padahal jelas sejarah menunjukkan kemajuan peradaban Islam jauh sebelum majunya peradaban di Barat. Islam dituduh pula sebagai penyebab sikap tidak toleran terhadap mereka yang berbeda agama. Padahal sejarah jelas menunjukkan bahwa umat Islam dapat hidup berdampingan dengan umat lainnya sejak zaman Nabi SAW di Madinah. Sejarah juga menunjukkan bahwa ketika dilancarkan inquisition di Spanyol pada abad pertengahan, berbondong-bondong orang Yahudi lari keluar Spanyol dan diberikan perlindungan di dalam kekhalifahan Islam. Ini menunjukkan anti-Semit tidak dikenal di dalam Islam seperti yang sering dituduhkan.

Metode keenam adalah penggunaan generalisasi. Ini biasanya dikaitkan dengan peristiwa kekerasan ataupun terorisme yang terjadi dalam pergolakan politik dunia Islam. Perbuatan sekelompok kecil orang Islam yang menyimpang dari ajaran Islam dinilai mewakili semua orang Islam, atau diidentikkan dengan ajarannya dan contoh dari Nabinya. Seharusnya mereka sadar bahwa menilai suatu agama tidak bisa dilihat dari perbuatan pemeluknya, tapi dilihat dari ajaran agama tersebut. Meskipun terorisme jelas dilarang dalam Islam dan mayoritas umat Islam mengutuknya, kalangan anti Islam tetap menyebarkan propaganda mereka bahwa Islam dan Muslim mendukung terorisme.


Peran ulama

Menghadapi tantangan merebaknya propaganda anti-Islam, para ulama sangat diharapkan berperan aktif dalam menjawab tuduhan-tuduhan tersebut dengan informasi dan argumentasi yang benar dan jelas. Jawaban para ulama hendaknya jangan hanya dipublikasikan di negara-negara Muslim, tetapi juga di negara-negara non-Muslim dalam bahasa mereka.

Selain ulama, pemerintah diharapkan pula dapat berperan aktif dengan usaha-usaha diplomasi serta mampu menunjukkan ketegasan sikap terhadap pihak-pihak yang mengobarkan kebencian dan permusuhan terhadap Islam dan umatnya.

Terakhir, tanpa mengecilkan perannya, umat Islam diharapkan untuk menuntut ilmu Islam secara benar dan utuh, serta tetap menunjukkan sikap kritis terhadap usaha-usaha penyebaran propaganda anti-Islam dengan berpegang teguh pada nilai-nilai mulia Islam yang rahmatan lil 'alamin. Kita semua menyadari bahwa dakwah yang paling efektif adalah da'wah bil-hal, sebagaimana dicontohkan oleh junjungan kita yang mulia, Nabi Muhammad SAW. Wallahu a'lam.


Sumber: http://mridha.blogspot.com/2006/09/menganalisa-metode-propaganda-anti.html

Rabu, 26 November 2008

Ajakan Untuk membantah tulisan anti islam

Bissmillahirrahmanirrahim
Assalmu Alaikum Wr. Wb


Dear hamba allah,

telah berhasilnya image islam sebagai agama teroris membuat anti-anti islam merajalela untuk menghina islam, lihat saja tulisan-tulisan berikut:

http://admin2i2h.blogspot.com/
http://ali5196-indonesiafaithfreedom.blogspot.com/

http://indonesiafaithfreedomorg.blogspot.com/

http://islamsipedofilia.blogspot.com/

setelah membaca tulisan tersebut pasti anda kaget dan melihat sesungguhnya posisi umat islam saat ini. "betapa tidak berdayanya", setelah saya lakukan googling sangat sedikit dan hampir tidak ada situs/blog yang membantah tulisan tersebut. sangat celaka sekali jika anak-anak kita membaca situs tersebut (apalagi mereka belum begitu mengerti).

untuk itu, saya mengajak hamba2 allah sekalian bagi yang ingin berpartisipasi untuk menghadang blog tersebut dengan cara


klik halaman ini: Report a Terms of Service Violation

sementara bagi yang ingin membantah secara tulisan, kami harap untuk mengirim tulisannya ke email bantahanantiislam@gmail.com untuk diposting di bantahanantiislam.blogspot.com, semoga dengan adanya wadah ini diharapkan tulisan-tulisan yang menghina atau memojokkan agama islam dapat terjawab dengan santun.

demikian email ini kami buat, kami sangat berharap sekali action hamba-hamba allah sekalian baik secara action terutama tulisan. semoga allah memberikan hidayah dan peringatan duniawi kepada musuh-musuhnya dan memberikan ketebalan iman kepada hamba-hambanya.


terimakasih
Wassalam
admin bantahanantiislam.blogspot.com